MAKALAH
EKOLOGI TANAMAN
FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN
OLEH :
DEWI SANTARI
13.01.04.0.005-01
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2014
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang Anda
lihat,merupakan hasil interaksi antara faktor dalam (internal) dan faktor
luar(eksternal).
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang berasal dari dalam
tumbuhan disebut faktor internal.
Adapun faktor eksternal merupakan faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang berasal dari luar tumbuhan
1. Faktor Internal
Faktor internal
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat dibedakan atas faktor intraseluler dan faktor
interseluler.Faktor intraseluler adalah faktor dari dalam sel, berupa
gen yang memengaruhi sifat
tumbuhan dan memberikan potensi bagi tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Adapun faktor
interseluler adalah faktor dari luar sel (tetapi masih
dalam tumbuhan tersebut), berupa zat tumbuh atau disebut juga hormon. Kali ini akan dibahas
lebih dalam mengenai
faktor interseluler yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Adapun faktor
intraseluler tidak dibahas lebih dalam karena sudah tercakup dalam bahasan pola pewarisan sifat. Para ahli botani telah lama mengetahui bahwa satu
bagian tumbuhan dapat memengaruhi
bagian tumbuhan lain. Contohnya, menghilangkan ujung pucuk umumnya merangsang pertumbuhan tunas
ketiak daun; biji biasanya berkecambah lebih
cepat jika dipisahkan dari buahnya. Pengaruh ini sering dikaitkan dengan hormon tumbuhan
atau zat pengatur tumbuh, yaitu
molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang
dipengaruhinya.Terdapat lima kelompok hormon tumbuhan, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, dan gas etilen.
a. Auksin
Sekitar
tahun 1880, Charles Darwin dan
putranya Francis Darwin,melakukan
penelitian awal tentang fototropisme. Fototropisme
adalah pertumbuhan tumbuhan menuju sumber cahaya.
Darwin mencoba mengungkap pertanyaan, mengapa tumbuhan
tumbuh menuju sumber cahaya. Mereka meneliti koleoptil rumput
kenari (Phalaris canariensis) dan gandum (Avena sativa). Mereka
menyimpulkan bahwa pertumbuhan koleoptil menuju cahaya dikendalikan oleh
koleoptil.
b. Giberelin
Setelah penelitian Frits Went dipublikasikan, para ahli botani Jepang
pada tahun 1926 mulai melakukan
penelitian yang mengungkap adanya hormon tumbuhan baru, giberelin. Ewiti Kurosawa dan rekan-rekannya
meneliti tanaman padi (Oryza
sativa) yang terkena penyakit foolish seedling.
Penyakit ini menyebabkan
tanaman pucat dan luar biasa panjang. Diduga
disebabkan infeksi jamur Gibberella
fujikuroi. Akhirnya E. Kurosawa berhasil mengisolasi
zat yang dihasilkan jamur Gibberella yang menyebabkan penyakit tersebut. Zat ini
dinamakan giberelin
c. Sitokinin
Pada
1940, ahli botani Johannes van Overbeek
melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa embrio tanaman
tumbuh lebih cepat jika
Sitokinin ditransportasikan melalui xilem, floem, dan sel
parenkim.Sitokinin memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, antara
lain:
1.
bersama
auksin mengatur pembelahan sel, pembentukan sistem tajuk dan
sistem akar
2.
merangsang
pembelahan sel dan pembesaran kotiledon;
3.
memengaruhi
organogenesis (pembentukan organ);
4.
menghambat
kerusakan klorofil pada daun gugur;
5.
merangsang
pembentukan tunas batang.
d. Gas Etilen
Etilen
merupakan hormon tumbuhan pertama dalam bentuk gas. Jika
buah jeruk yang sudah matang
disatukan bersama buah pisang, buah pisang tersebut matang lebih cepat karena
jeruk mengeluarkan
gas etilen
Etilen
dibuat tumbuhan dan menyebabkan pematangan yang lebih
cepat pada banyak buah,
termasuk pisang. Pembentukan gas etilen memerlukan O2 dan dihambat oleh CO2.
Semua bagian tumbuhan angiospermae dapat
menghasilkan gas etilen. Pembentukannya terutama terjadi di
akar, meristem apikal pucuk, modus, bunga yang gugur, dan buah matang.
e. Asam Absisat
Penemuan
berbagai hormon tumbuhan memberikan jalan baru untuk
menjelaskan pertumbuhan
dan perkembangan. Para ilmuwan menduga bahwa ada zat atau hormon tumbuhan lain
yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat pertumbuhan dan
perkembangan. Pada sekitar 1940- an Torsten
Hemberg dari Swedia melaporkan adanya zat inhibitor
(penghambat) yang
mencegah efek IAA terhadap dormansi tunas kentang.
Hemberg
memberi nama zat penghambat ini dormin, karena pengaruhnya
terhadap dormansi tunas.
Pada awal 1960, Philip Woreing meneliti temuan
Hemberg. Ia
melaporkan bahwa pemberian dormin dapat
menginduksi dormansi. Pada waktu yang sama, F.T. Addicott menemukan zat yang merangsang absisi
buah tanaman kapas. Ia
memberi nama zat ini abscisin. Para ahli botani
terkejut mengetahui bahwa
dormin dan abscisin adalah zat yang sama.
Zat ini kemudian diberi
nama asam absisat atau ABA.
Asam absisat terdapat pada angiospermae,
gymnospermae, dan lumut tetapi tidak pada lumut hati. ABA bergerak
ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak
terdapat ABA sintetik. ABA memiliki beberapa pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya sebagai berikut.
1.
Mengatur
dormansi tunas dan biji
2.
ABA memiliki pengaruh yang berlawanan dengan
hormon tumbuhan
lain. Misalnya, ABA menghambat produksi
amilase pada biji yang diberi giberelin. ABA juga menghambat
pemanjangan dan pertumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
3.
Menyebabkan
penutupan stomata
4.
Meskipun
ABA menghambat pertumbuhan, tetapi tidak bersifat racun terhadap
tumbuhan.
2.
Faktor Eksternal
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Terdapat beberapa faktor
lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
nutrisi, air, cahaya, suhu, kelembapan, dan gravitasi.
a. Nutrisi
Tumbuhan
memerlukan setidaknya enam belas elemen penting.
Karbon, hidrogen,
oksigen, fosfor, potasium, nitrogen, sulfur, kalsium dan
magnesium diperlukan
dalam jumlah relatif banyak dan disebut makronutrien. Zat besi, klor, tembaga, mangan, seng,
boron, dan molybdenum diperlukan dalam jumlah sedikit
dan disebut mikronutrien.
Elemen-elemen
pentin didapat
dari lingkungan dengan jumlah dan bentuk yang berbeda-beda. Setelah diserap,
zat-zat tersebut dapat menjadi bagian struktur tumbuhan dan berfungsi
dalam metabolisme. Zat-zat
tersebut juga dapat menjadi zat pemacu dan
penghambat enzim serta memengaruhi tekanan osmosis sel.
Berikut disajikan tabel
unsur makro dan mikro bagi tumbuhan dan gejala kekurangan (defisiensi) unsur
tersebut. Perhatikan Tabel 1.2.
b. Cahaya
Tumbuhan
memerlukan cahaya sebagai syarat terjadinya fotosintesis.
Tanpa fotosintesis,
tumbuhan tidak dapat menyintesis makanannya. Hal
ini berakibat
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Bukti yang sangat jelas
terlihat pada tumbuhan yang hidup di tempat
gelap. Tumbuhan tersebut
tumbuh cepat dengan batang yang lebih
panjang, ramping, dan rapuh serta daun yang
tidak lebar dan pucat. Pertumbuhan tumbuhan di tempat gelap ini
disebut etiolasi. Pada
tumbuhan yang tumbuh di
tempat terang, tumbuh lebih pendek, batang
kokoh, dan daun hijau,
lebar, serta lebih tebal. Perhatikan Gambar
1.13.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
terutama perbungaan juga dipengaruhi oleh lamanya pencahayaan.
Pada daerah dengan empat musim, lama siang hari dapat mencapai 16–20
jam sehingga dikenal tiga macam tumbuhan, yaitu tumbuhan berhari
pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral.
Respons tumbuhan terhadap lamanya pencahayaan ini disebut fotoperiodisme.
Meskipun
penelitian lebih lanjut menegaskan
bahwa fotoperiodisme
dipengaruhi lamanya gelap dan bukan lamanya penyinaran. Akan tetapi
istilah tumbuhan
berdasarkan lamanya penyinaran masih tetap digunakan.
Oleh karena itu, tumbuhan berhari pendek sebenarnya adalah tumbuhan
bermalam panjang dan tumbuhan berhari panjang sebenarnya adalah
tumbuhan bermalam pendek. Gambar berikut memperlihatkan
perbedaan pengaruh lama pencahayaan terhadap tumbuhan berhari
pendek dan tumbuhan berhari
panjang. Perhatikan Gambar 1.14 berikut ini.
Perbungaan
pada tumbuhan ini bergantung pada periode kritis gelap.
Pada gambar terlihat
bahwa tumbuhan berhari pendek tidak akan berbunga jika periode gelapnya tidak
melebihi 10 jam gelap. Apa yang terjadi jika periode gelapnya terganggu
cahaya?
Pada
tumbuhan berhari panjang, tumbuhan akan berbunga jika lama
gelap lebih pendek
daripada periode kritis gelap (kurang dari 10 jam).
Periode kritis ini
berbeda-beda pada setiap spesies.
Para
petani menggunakan pengetahuan ini untuk memanen bunga di luar
musimnya. Tumbuhan berhari pendek contohnya dahlia (Dahlia sp.),
stroberi (Fragaria vesca), krisan (Chrisantemum sp.), dan aster (Aster
novae-angliae). Adapun tumbuhan berhari panjang contohnya kentang (Solanum
tuberosum) dan gandum(Avena sativa).
Tumbuhan berhari netral
masa perbungaannya tidak bergantung lamanya pemaparan cahaya. Contoh tumbuhan
ini yaitu bunga matahari (Helianthus annus), dan mawar (Rosa
hibrida).
Setelah
penemuan fotoperiodisme pada tumbuhan, para ilmuwan
berusaha menjawab
pertanyaan baru bagaimana tumbuhan mengetahui
fotoperiodisme. Pada
tumbuhan terdapat pigmen yang dapat menangkap
cahaya, yaitu fitokrom.
Fitokrom ini akan berubah bentuk pada malam
dan siang hari karena
penyerapan cahaya spektrum merah dan infra merah.
Arah cahaya juga dapat
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hal ini berhubungan dengan hormon
auksin.
c. Suhu
Suhu
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Karena suhu berpengaruh
terhadap laju metabolisme, fotosintesis, respirasi, dan transpirasi tumbuhan.
Suhu tinggi merusakkan
enzim sehingga metabolisme tidak berjalan baik. Suhu rendah pun menyebabkan enzim
tidak aktif dan metabolisme terhenti. Oleh karena itu, tumbuhan
memiliki suhu optimum antara 10–38°C. Adapun tumbuhan tidak akan
bertahan pada suhui bawah 0°C dan di atas 40°C.
d. Gravitasi
Akar tumbuhan selalu tumbuh mengarah ke
bawah. Peristiwa ini disebut gravitropisme. Proses ini dipengaruhi oleh kalsium dan IAA.
Hal ini menyebabkan
batang tumbuh ke atas dan akar tumbuh ke bawah.
IAA pada batang
menyebabkan pemanjangan batang, sedangkan pada akar
akan menghambat pertumbuhan akar.
Gravitropisme penting bagi tumbuhan karena:
1.
pertumbuhan
akar ke bawah meningkatkan kemungkinan akar mendapat
air dan mineral;
2.
batang dan daun akan mendapatkan cahaya
matahari untuk fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Wigati.2002.Faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan/tanaman .Jakarta:Tira Pustaka
Latifah.2005.Macam-macam pertumbuhan.Jakarta:Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar